Verb Agreement

  1. Subject – Verb Agreement

Remember the subject and verb in a sentence ust agree in person and number

  • My boss always comes on time

singular         singular

  • The customers buy many products

plural     plural

 

  • Subject separated from the verb when takig the TOEFL, you always check the subject and verb to be sure they agree. However, sometimes its difficult to decide exactly what the subject and verb are separated.
  • The employees in the café are meeting

plural                               plural

  • The products selling on the market

plural        plural

 

  1. Many words indicating a number of people or animals are singular mayority can be singular or plural

ex:

  • The central office manager, along with his two assistant
  • The team have a training on weekend

Nama: Lussi Dwi Rahmawaty

Kelas: 4EA04/ 18212144

Nama blog: lussidwir

Materi: Verb Agreement

VERB PHRASE

Pengertian Verb Phrase

Pada dasarnya yang di sebut sebagai verb phrase adalah kata kerja yang tidak berdiri sendiri (terdiri lebih dari satu kata) namun masih bermakna/berfungsi sebagai kata kerja. Jadi yang di maksud dengan verb phrase adalah kata kerja yang terdiri dari dua kata atau lebih.

Contoh:

  1. Verb Phrase

Mr. Kim meet his colleagues in the Akinda Hotel last week

  • Mr. Kim sebagai subjek
  • Meet Sebagai Verb
  • Colleagues sebagai objek
  • In the Akinda Hotel sebagai Compliment of place
  • Last Week sebagai Modifier of time
  1. Tense

Past
All employees had arrived at the company

Have/had/as selalu diikuti verb3 dari suatu kata kerja yang menunjukkan bahwa kejadian itu sudah terjadi
Present
Vernon have been training to be headmater at pledis company.

Verb phrase juga dapat tersusun atas have been, hase been, had been yang diikuti oleh kata kerja berakhiran ing.
Future
Pledis company will growth to be big company if they have a good management strategic.

will, going to, shall biasanya untuk menunjukan kalimat yang akan terjadi di masa yang akan datang

 

Nama:  Lussi Dwi Rahmawaty

Kelas: 4EA04

Materi: Verb Phrase

Nama Blog: lussidwir

Fenomena Penggunaan Bahasa

Bahasa dikenal sebagai alat utama dalam berkomunikasi antar- sesama bertujuan agar pesannya dapat tersampaikan dengan baik. Negara kita sendiri mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan nasional yakni bahasa persatuan antar masyarakatnya yang majemuk. Kecenderungan masyarakat khususnya para pelajar menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari semakin tinggi. Bahkan yang lebih parah makin berkembangnya bahasa slank atau bahasa gaul yang mencampuradukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Bahasa gaul merupakan bahasa anak-anak remaja gaul yang biasa digunakan sebagai bahasa sandi. Bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970 yang awalnya dikenal sebagai bahasanya anak jalanan / bahasa preman karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri. Tetapi bahasa prokem tersebut semakin berkembang dan mulai dimengerti oleh kalangan diluar kelompok preman dan anak jalanan karena seringnya mereka menggunakan bahasa sandi tersebut di tempat-tempat umum

.

Bahasa gaul atau bahasa prokem terus berkembang dari masa ke masa. Ada sebagian kata yang diperkenalkan sejak tahun 1970an dan hingga kini masih sering dipakai. Namun tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti dengan istilah lain yang lebih unik dan aneh.

Kata-kata tersebut bisa berasal dari bahasa daerah yang dipelesetkan artinya selain itu terkadang ada kata-kata tertentu diganti atau diubah redaksi katanya agar terdengar unik dan lucu.
Bahasa gaul saat ini memang telah menjadi fenomena dikalangan para generasi muda, bukan hanya dalam kelompok remaja kota tetapi remaja dipelosok pun telah mengenal bahasa gaul ini seakan sebuah tren masa kini yang tidak bisa dilewatkan.

Sementara dipihak lain, para orang tua dan kalangan dewasa mengeluhkan tata dan tutur bahasa anak-anak mereka yang semakin sulit dimengerti, jauh dari penggunaan tata bahasa yang baik serta terkesan serampangan.

Arus globalisasi dan modernisasi memang tidak selamanya memberikan dampak positif bagi masyarakatnya, akan selalu ada efek negatif dalam proses perkembangan salah satunya bisa jadi bahasa gaul ini.

Kita tahu bahwa bahasa gaul berasal dari bahasa-bahasa sandi yang secara sengaja dibuat oleh para kelompok anak jalanan, preman dan waria yang pastinya untuk menghindari orang diluar mereka mengerti apa yang mereka perbincangkan.

Namun, hal tersebut semakin lama semakin berkembang hingga menjadi bahasa gaul seluruh kalangan remaja. Jika hanya sampai disitu mungkin bahasa yang disebut bahasa gaul ini tidak sefenomenal yang kita alami saat ini, tetapi perkembangan teknologi telah menjadi media utama dalam proses penyebaran bahasa gaul.

Jejaring sosial yang semakin berkembang saat ini, yang diawali dari sebuah send message short (sms) hingga akun facebook, twitter, dll telah mengiringi penyebaran dan perkembangan bahasa gaul, bukan saja melalui pelafalan tetapi penulisannya pun semakin membingungkan dan terlihat mengerikan, mengapa demikian?

Ketika sebuah kalimat terdiri dari penggabungan huruf dan angka tetapi mampu dimengerti oleh mereka,misalnya ingin menuliskan “kemarin kemana aja?” akan ditulis menjadi “k3m4r1n k3m4n3 aj4h? bukankah ini merupakan hal yang luar biasa namun sekaligus sangat mengecewakan, ini sebenarnya bukanlah sebuah kebanggaan tetapi kebobrokan generasi muda saat ini yang terbukti suka menyalahi aturan, dan tidak menghargai bahasanya sendiri.

Lingkungan sekolah atau lingkungan pendidikan pastinya akan mengajarkan kepada siswa atau pelajarnya tentang ketatabahasaan yang baik dan benar. Namun kenyataannya para pelajar tersebut tetap keluar dari penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Banyak yang mengatakan penggunaan bahasa Indonesia yang diajarkan disekolah atau lingkungan pendidikan terkesan kaku dan formal, akhirnya para remaja mencoba keluar dari kekakuan bahasa ini, yaitu dengan menggunakan bahasa gaul.

Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka siswa telah mengesahkan pemakaian bahasa gaul di setiap situasi dan tidak memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan bahasa tersebut, kalau hal itu sampai dibiarkan terus terjadi, maka sikap kesopanan bahasa sebagai bentuk kesopanan terhadap orang yang lebih tua sudah terabaikan.

Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja.

Apalagi maraknya kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirunya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi hal wajar karena remaja umumnya suka meniru hal-hal yang baru terlebih jika menyangkut kehidupan para publik figur.

Menyesuaikan bahasa dengan lingkungan dan kelompok apa lawan bicara kita merupakan hal utama dalam menjalin komunikasi yang baik, karena bagaimanapun fungsi bahasa adalah sebuah media untuk menyampaikan pesan antar komunikan dan komunikator.

Sekalipun demikian, bahasa persatuan bangsa kita adalah bahasa Indonesia bukan bahasa gaul maka mulailah dari diri sendiri untuk membudayakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam lingkungan.(titian gea/prihartini simbolon)

sumber : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/06/02/32617/fenomena-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja/

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Iklan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Modem Bolt (Studi kasus Mahasiswa/I Universitas Gunadarma Depok)” . Penulisan ilmiah ini disusun guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar sarjana srata 1. Pada jurusan Manajemen Universitas Gunadarma.

Dalam penyusunan penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Ibu Prof. Dr. E. S. Margianti, SE, MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
  2. Bapak Drs. Tjahjo Dwinurti, MMSI, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
  3. Bapak Iman Murtono Soenhadji, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
  4. Ibu Fettiana Gianadevi, Skom, MMSi., selaku Koordinator PI Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
  5. Ibu Sulastining, selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingannya dalam penyusunan penulisan ilmiah ini.
  6. Seluruh Dosen Pengajar Universitas Gunadarma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuannya selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.
  7. Seluruh Responden yang mau mengisi kuesioner guna melengkapi penulisan ilmiah ini.
  8. Bapak dan Ibu tercinta, kakakku dan Adikku ( Malla dan Agung) dan seluruh keluarga yang sudah memberikan semangat serta dukungan moril dan materil.
  9. Terimakasih untuk teman-teman “CENGEK BEUREUM” (Kasih Falentina, Adlin Daryani, Nur Halimah, Ferry Firdaus, Agni Bhuwono, Hendikam Dwi dan Risnandar) dan juga teman-teman 3EA04 atas bantuan dan dukungannya
  10. Seluruh member grup “IGOT7family” atas bantuan dan dukungannya. Khususnya untuk Yoga dan Sanidia yang selalu memberikan penulis motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap agar penulisan ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya. Penulisan ilmiah ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membacanya guna perbaikan yang lebih baik di masa yag akan datang.

Jakarta, April 2015

Penulis

Lussi Dwi Rahmawaty

JURNAL

Nama : Lussi Dwi Rahmawaty

18212144 / 3EA04

Pengaruh Iklan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Modem Bolt

(Studi Kasus Mahasiswa/i Universitas Gunadarma Depok)

Lussi Dwi Rahmawaty

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Strata satu (S1) – Universitas Gunadarma

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan jaman sekarang saat ini semakin maju, begitu pula dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Saat ini, internet merupakan salah satu factor pendukung dalam perkembangan teknologi tersebut. Hampir setiap orang menggunakan internet hanya untuk berkomunikasi melalui pesan singkat ataupun social media. Maka tidak heran jika saat ini para produsen modem saling berkompetisi untuk mengambil perhatian masyarakat melalui iklan dan harga yang murah dengan pelayanan yang baik.

Periklanan merupakan salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan adalah bentuk-bentuk komunikasi atau presentasi non pribadi produk atau perusahaan yang dikendalikan oleh produsen untuk berkomunikasi oleh pelanggan.

Menurut penelitian Sugiyanto (2012), periklanan salah satu dari alat promosi yang paling umum digunakan perusahaan untuk mempromosikan, membujuk dan mengiatkan pembeli sasaran dan masyarakat. inti dari periklanan adalah untuk memasukan sesuatu ke dalam pikiran konsumen, mengubah persepsi konsumen dan mendorong konsumen untuk bertindak melakukan keputusan pembeli.

Penetapan harga merupakan tugas yang tidak cukup mudah karena nantinya akan dikaitkan dengan kualitas suatu produk itu sendiri. (Basu Swastha dan Irawan, 1998:241). Harga merupakan salah satu bauran pemasaran yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Bagi konsumen, harga dapat menyebabkan perpindahan pembelian produk. Oleh sebab itu kemampuan perusahaan untuk memaksmalkan laba tergantung dari penentuan harga yang sesuai dari produknya. Strategi harga juga dilakukan oleh modem Bolt. Dengan harga yang ditawarkan perusahaan memberikan manfaat lebih dari produk-produk lain. Konsumen tidak perlu kecewa atau takut dengan modem Bolt karena harga yang nantinya dibayar akan sesuai dengan kualitas yang didapatkan.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah peneliian dengan judul Pengaruh Iklan dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Modem Bolt (Studi kasus Mahasiswa/I Universitas Gunadarma Depok). Diharapkan dalam penelitian ini peneliti dapat menyelesaikan dengan tuntas mengenai penelitian yang dilakukan dan hasil dari penelitian ini memuaskan. Tidak hanya bagi peneliti saja tapi semoga penelitian ini dapat membangun persaingan usaha yang lebih innovatif dalam persaingan yang sehat.

Rumusan Masalah

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik beberapa pertanyaan, antara lain :

  1. Apakan iklan dan harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembeli modem Bolt?
  2. Apakah iklan dan harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian modem Bolt?

Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada pengaruh iklan, harga dan dikaitkan dengan keputusan pembelian. Waktu penulisan ilmiah yang dimanfaatkan peneliti dalam penelitian ini sejak bulan November 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Sampelnya adalah Mahasiswa Gunadarma Kampus Depok yang menggunakan modem Bolt sebanyak 100 responden. Dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dan diolah dengan SPSS.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disusun diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui pengaruh iklan dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian modem Bolt.
  2. Mengetahui pengaruh iklan dan harga secara parsial terhadap keputusan pembelian modem Bolt.

Manfaat Penelitian

  1. Bagi penelitin, dengan penelitian ini dimanfaatkan sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan serta menerapkan ilmu yang sudah didapat di bangku perkuliahan untuk mengatasi situasi yang terjadi saat ini dilapangan.
  2. Bagi Perusahaan, dengan penelitian yang penulis buat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan. Selain itu sebagai bahan kebijakan dalam rangka meningkatkan loyalitas penjualan serta sebagai bahan perencanaan dan perkembangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengatasi masalah yang ada
  3. Bagi Pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai pengaruh dari iklan dan harga terhadap keputusan pembelian

METODOLOGI

Metode Penelitian

Objek Penelitian

Dalam penulisan ilmiah ini peneliti akan meneliti Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok yang berjumlah kurang lebih 10000 orang dengan diambilnya sampel 100 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2014.

Data / Variabel

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada 100 orang responden dengan populasi Mahasiswa/I Universitas Gunadarma Depok, secara random.

Penelitian ini menggunakan variable independen (X) dan variable dependen (Y), dimana variable indepedennya adalah iklan (X1), harga (X2) dan variable dependennya adalah keputusan pembelian modem Bolt (Y).

Metode Pengambilan Data

  1. Kuisioner

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Kuisioner digunakan untuk mendapatkan data penelitian berupa iklan, harga dan keputusan pembelian modem Bolt pada Mahasiswa Gunadarma Depok. Kuisioner ini diberikan kepada konsumen yang telah membeli modem Bolt, untuk memperoleh informasi mengenai iklan dan harga yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian modem Bolt pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok.

  1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literature yang dapat menunjang serta melengkapi data yang diperlukan serta berguna bagi penyusunan penelitian.

  1. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Adapun teknk penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan sample random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara random sederhana atau acak, dimana anggota sampelnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.

  • Hipotesis

H1          : Iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian modem Bolt.

H2          : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian modem Bolt.

  • Alat Analisis yang Digunakan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan SPSS sebagai alat perhitungan dan beberapa alat analisis untuk menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan pada peneliti, yaitu:

  • UjiValiditas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variable tertentu.

  • Uji Realibitas

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator variable atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jka jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2001:41).

  • Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menguji nilai dua variable bebas (X) atau lebih terhadap satu variable terikat (Y). Dalam penelitian ini kegunaan analisis regresi berganda untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh iklan dan harga terhadap keputusan pembelian modem Bolt. Variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam persamaan berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y           = Keputusan Pembelian

a            = Konstanta

X1         = Iklan

X2            = Harga

b1          = Koefisien regresi parsial variable X1

b2              = Koefisien regresi parsial variable X2

e            = Faktor pengganggu atau galat.

 Uji Asumsi Klasik

  1. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan Uji Durbin Watson (Ghozali, 2001:95-96).

  1. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Jika variable independen saling berkorelasi, maka variable-variabel ini tidak orthogonal (Ghozali, 2001:95).

  1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal dan independen. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2001:110).

  • Uji Goodness of Fit

Untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktua. Uji Goodness of Fit dapat dilakukan dengan metode statistic, yaitu melalui pengukuran nilai koefisien determinasi, nilai statistic F dan nilai statistic t. Uji kecocokan model dilakukan dengan uji F.

  1. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk melihat berapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen dapat dilihat dari nilai adjusted R square.

  1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan (F) yang digunakan untuk menentukan hubungan antara variable terikat dengan variable bebas yaitu iklan (X1), harga (X2) secara simultan terhadap variable terikat yaitu keputusan pembelian modem Bolt (Y).

  1. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji t) digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variable independen, apakah iklan (X1), harga (X2) benar-benar berpengaruh sccara parsial terhadap variable dependennya yaitu keputusan pembelian modem Bolt (Y)

 

 

Analaisis Bauran Pemasaran Ritel terhadap Positioning Lotte Mart Wholesale Palembang (Studi Kasus Perbandingan antara Lotte Mart Wholesale dengan Indogrosir Palembang)

  1. Latar Belakang

Kemajuan zaman membawa dampak terhadap banyak aspek kehidupan, salah satu yang tidak dapat dipungkiri lagi ialah semakin banyak barang-barang kebutuhan yang diciptakan dan dikembangkan untuk kebutuhan hidup manusia. Harga, kualitas maupun lokasi penjualan adalah beberapa dari banyak sekian pertimbanagn yang biasanya diambil masyarakat dalam memilih suatu produk. Pasar eceran tradisional adalah salah satu tempat favorit bagi masyarakat untuk berbelanja barang-barang kebutuhan mereka, namun akhir-akhir ini kemunculan pasar modern dengan segala keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan mulai menarik minat masyarakat untuk beralih dan mulai berbelanja di pasar modern.

  1. Tujuan Penelitian
  2. Untuk mengetahui positioning Lotte Mart Wholesale Palembang bila dibandingkan perusahaan wholesale lainnya di Palembang yaitu indogrosir yang menjadi pesaing
  3. Untuk mengetahui indikator-indikator yang dominan dalam positioning Lotte Mart wholesale Palembang.
  4. Kesimpulan
  5. Berdasrkan analisis frekuensi, ternyata masyarakat memilih lotte mart wholesale sebagai tempat berbelanja dikarenakan beberapa faktor yaitu harga yang lebih murah (34%), lokasi lottemart yang lebih strategis (27%), dan suasana tempat belanja yang nyaman sebagai alasan untuk berbelanja (14)
  6. Indogrosir memiliki keunggulan pada indikator kualitas produk, variasi produk, kelengkapan produk, eksterior dan interior ruang, tata letak pengaturan perlengkapan dan barang dan promos iklan. Sedangkan indikator keunggulan lottemart wholesale yang dominan dan mewakili kriteria-kriteria keunggulan yang perlu ditampilkan adalah harga yang ditawarkan dan lokasi pembangunan.

Nama : Lussi Dwi Rahmawaty (18212144)

3EA04

Klik untuk mengakses jembatan__-_tahun_2013_suhartini_karim.pdf

Pengembangan Konsep Manajemen Mutu Terpadu Bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung

  1. Latar Belakang

Dalam era perdagangan bebas masalah daya saing merupakan isu kunci dan sekaligus sebagai tantangan yang tidak ringan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai suatu badan usaha yang bergerak hampirdi seluruh aspek ekonomi juga tak terkecuali menghadapi tantangan ketatnya persaingan global, perkembangan teknologi yang cepat dan kondisi dinamis lainnya yang pada akhirnya menuntut BUMN untuk menjadi badan usaha berkarakteristik perusahaan kelas dunia.

MMT adalah suatu pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk dan pelayanan suatu organisasi. Manfaat bagi badan usaha dengan diterapkannya MMT adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan.

  1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep MMT bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung.

  1. Kesimpulan

Berdasarkan analisi dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa konsep MMT bagi BUMN Jasa Keuangan Cabang Bandarlampung adalah (1) Faktor Pendidikan dan Dukungan Perangkat Analisis (2) Faktor Manajemen Fasilitas (3) Faktor Komitemen Manajemen dan Kepemimpinan Kualitas (4) Faktor Fokus pada pelanggan (5) Faktor Pengukuran dan (6) Faktor Patok Duga.

Nama : Lussi Dwi Rahmawaty (18212144)

3EA04

Klik untuk mengakses JBM%20Volume%202%20No.%203%20Mei%202006.pdf

Fakta GOT7

GOT7 adalah sebuah BoyGroup asal Korea Selatan yang dibentuk oleh JYP Entertainment  dan didebutkan pada bulan Januari 2014. GOT7 merupakan grup hiphop yang memiliki 4 rapper dan 3 lead vokal.  GOT7 terdiri dari 7 member yaitu JB, Mark, Jackson, Jr, YoungJae, BamBam dan YuGyeom.

JB dan Jr merupakan duo pop “JJ Project” yang telah memulai debut menyanyi mereka sejak tahun 2012. Bahkan mereka berduapun sudah pernah membintangi drama remaja berjudul “Dream High 2” bersama dengan Kang Sora dan Jiyeon T-Ara.

GOT7 dikenal sebagai Multinational Group karena memiliki member yang berasal dari berbagai negara. Yakni Korea Selatan, China dan Amerika. Selain itu juga mereka dikenal dengan Group yang memiliki aksi Matrial Art dalam setiap dance nya dan berhasil membuat ciri khas tersendiri bagi grupnya.

Mark Tuan atau yang lebih dikenal dengan nama Mark lahir pada tanggal 4 September 1993 merupakan member tertua di GOT7 adalah pria asal Taiwan yang lahir dan besar di Amerika. Mark sendiri telah menghabiskan waktu trainee selama  4 tahun sebelum akhirnya didebutkan bersama GOT7. Posisi Mark di GOT7 adalah sebagai rapper dan lead dance. Mark membutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk belajar semua trik matrial art yang selama ini dia tampilkan.

Im Jaebum atau JB adalah Leader dari GOT7, member dari JJ Project ini adalah warga berkebangsaan Korea Selatan yang lahir pada tanggal 6 Januari 1994. jB menjadi trainee JYP kurang lebih selama  4 tahun. Walaupun JB mengambil jurusan akting di Universitasnya saat ini tetapi dia adalah lead vokal GOT7. JB tidak pernah menyangka bahwa GOT7 dapat begitu diterima dan dikenal orang banyak dalam waktu yang relatif cepat.

Jackson Wang merupakan seorang Atlet Anggar sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi artis di Korea Selatan. Warga kebangsaan Hongkong yang lahir pada tanggal 28 maret 1994 ini berasal dari keluarga atlet. Jackson menghabiskan waktu menjadi trainee selama 3 setengah tahun. Selain dikenal sebagai atlet ,jackson pun dikenal dengan kepandaiannya menguasai berbagai bahasa seperti bahasa mandarin, Korea, cantonese dan Inggris. Jackson merupakan salah satu member andalan dalam melakukan trik martial art bersama Mark dan menyandang posisi yang sama juga dengan Mark sebagai Rapper.

Lahir di Korea Selatan pada tanggal 22 September 1994. Park JinYoung atau yang dikenal dengan nama Jr merupakan partner JB di duo pop “JJ Project” mengawali kareer bersama sama dengan JB membuat mereka berdua sangat dekat. Anak ketiga dari 3 bersaudara ini merupakan salah satu lead vokal GOT7. Sikap perhatian Jr terhadap member yang lain menjadikan dia mendapatkan julukan “Ibu’ untuk grupnya sendiri. Jr sendiri memiliki nama yang sama dengan pemilik JYP, sehingga ia diberi nama Jr karna dia dianggap sebagai  juniornya JYP.

Pria asal mokpo yang lahir pada 17 September 1996 ini merupakan lead vokal GOT7. Choi Youngjae merupakan member yang memiliki masa trainee paling singkat, yaitu 7 bulan saja. Pria yang baru menyandang status sebagai mahasiswa jurusan akting ini merupakan teman satu kamarnya JB dan dia juga dikenal sebagai member yang paling susah untuk dibangunkan.

Kunpimook Bhuwakul atau yang sering dipanggil BamBam merupakan prial asal Thailand. Salah satu rapper GOT7 yang lahir pada 2 mei 1997 ini merupakan member yang dikenal dengan wajah baby face nya. BamBam memulai trainee nya sejak dia masih berusia sangat muda, BamBam pun sering disebut sebagai Prince of Thailand. BamBam menghabiskan masa trainee bersama sama dengan Mark selama 4tahun.

Baby Giant adalah sebutan untuk maknae GOT7. Kim YuGyeom yang lahir pada tanggal 17 November 1997 merupakan member termuda di GOT7. Saat pertama kali melihat YuGyeom orang-orang tidak akan percaya jika dia adalah member termuda. Meskipun umurnya yang paling muda tetapi Yugyeom merupakan member yang paling tinggi sehingga tidak mudah meyakinkan orang-orang bahwa dia adalah maknae. yuGyeom sendiri merupakan rapper di GOT7.

(karya tulis ilmiah ini menggunakan penalaran deduktif)

Nama : Lussi Dwi Rahmawaty

Kelas / NPM : 3EA04 / 18212144

Segmentasi Pasar, Produk Baru dan Mengapa Segmentasi itu perlu dilakukan?

­­Tugas Kelompok Softskill

Nama: Kasih Falentina

Lussi Dwi Rahmawaty

Nurhalimah

Adlin Daryani

SEGMENTASI PASAR

Secara umum Kotller dan Armstrong (2006:183) mengatakan bahwa segmenrtasi pasar adalah pembagian pasar kedalam kelompok-kelompok kecil dan para pembeli dengan kebutuhan-kebutuhan, karakteristik-karakteristik atau prilaku-prilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk-produk atau bauran-bauran pemasaran yang terpisah (defiding market into smaller groups of buyers with distinct needs, characteristics, or behavior who might require secret products or marketing mixes).

  1. Dasar-dasar untuk segmentasi pasar konsumen

Tidak ada cara tunggal untuk mensegmentasikan suatu pasar. Wseorang pemasar harus mencoba membedakan variabel segmentasi secara tunggal dan secara kombinasi, dengan harapan untuk mendapatkan suatu cara yang bermanfaat guna melihat strukrtur pasar. Variabel-variabel utama yaitu:

  1. Segmentasi Geografik

Segmentasi geografik menghendaki pembagian pasar menjadi unit-unit geografik seperti bangsa, negara bagian, wilayah provinsi, kabupaten, atau tetangga. Perusahaan memutuskan untuk melakukan kegiatan di satu atau beberapa daerah geografik atau melakukan kegiatannya pada semua daerah tetapi hanya memberikan perhatian pada variasi dalam kebutuhan dan referensi geografik. Contohnya General Foods, Maxwel House, kopi dijual secara nasional tetapi dibumbui secara regional. Orang-orang di Barat lebih menyukai kopi kental dibanding orang-orang Timur. Campbell menjual Cajun Gumbo Soup di Lousiana dan Mississipi, membuat sup Nacho Cheese dengan bumbu yang lebih benyak di Texas dan Calofornia, dan menjual produknya Ranchero Beans yang lebih nikmat hanya dibagian selatan dan barat daya Amerika Serikat.

Sekarang banyak perusahaan yang melakukan program pemasaran mereka “menurut wilayah” melokasikan produk, periklanan, promosi dan usaha penjualan untuk memenuhi kebutuhan daerah, kota, dan bahkan wilayah hunian tertentu. Yang lain berusaha mengembangkan daerah yang belum dimanfaatkan. Sebagai contoh, banyak perusahaan besar yang menghidari kota-kota besar dan daerah perkotaan yang kompetitif kemudian mendirikan toko di kota kecil di Amerika. McDonald’s sebagai misal, baru-baru ini membuka sebuah rantai format kecil, Golden Arches Cafes, di kota yang terlalu kecil untuk restorannya yang berukuran standard.

  1. Segmentasi Demografik

Segmentasi demografik adalah suatu proses yang membagi-bagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografik seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. Faktor-faktor demografik merupakan dasar yang palingpopuler untuk menentukan kelompok-kelompok pelanggan. Mengapa? Alasan pertama adalah kebutuhan, keinginan, dan tingkat pemakaian konsumen sering kali sangat erat kaitannya dengan variabel-variabel demografik. Alasan kedua, variabel-variabel demografik lebih mudah diukur dari pada hampir semua jenis variabel lainnya. Bahkan, kalaupun segmen-segmen pasar ditetapkan dengan menggunakan dasar-dasar yang lain (misalnya kepribadian atau prilaku), karakteristik demografik mereka harus diketahui pula untuk menaksir besarnya pasar sasaran dan memenuhi kebutuhan serta keinginan mereka secara berhasil guna.

  1. Segmentasi Psikografik

Dalam segmentasi psikografik, dibagi menjadi beberapa kelompok menurut kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Orang dalam kelompok demogtafik yang sama bisa saja mempunyai profil demo grafik berbeda.

  1. Kelas sosial

Kelas sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pereferensi seseorang dalam memilih mobil, pakaian, perabot rumah, aktivitas santai, kebiasaan baca, pengecer, dan sebagainya. Banyak perusahaan merancang produk dan atau jasa untuk kelas sosial tertentu, membuat ciri-ciri sedemikian rupa sehingga menarik bagi kelas sosial.

  1. Gaya hidup

Gaya hidup pemasar dari berbagai barang dan merek semakin meningkat dalam melakukan segmentasi pasar mereka berdasarkan gaya hidup konsumen. General Foods menggunakan analisis gaya hidup untuk menempatkan kembali posisi kopi tanpa kafein, Sanka, di pasar dengan sukses. Selama bertahun-tahun, pasar Sanka dibatasi oleh citra produk tersebut yang telah lama. Untuk mengubah situasi ini, General Foods telah melancarkan kampanye periklanan yang telah menempatkan Sanka sebagai minuman idealuntuk gaya hidup yang aktif dan sehat masa kini. Sasaran kampanye iklan ini adalah orang-orang sukes dari semua usia, dengan menggunakan daya tarik orang suksen klasik bahwa Sanka “membuat anda menjadi yang terbaik”. Iklan menunjukkan orang yang suka pada gaya hidup berpetualang, seperti naik perahu kecil di sungai yang berarus keras.

  1. Kepribadian

Pemasar juga telah menggunakan variabel kepribadian untuk mensegementasi pasarnya. Mereka memberikan kepribadian kepada produk mereka sesuai dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarklan asuransi dan minuman. Suatu penelitian mengidentifikasi berbagai jenis kepribadian peminum dan membantu Antheuser-Bush menggunakan program pesan dan media untuk mencapai mereka. Penelitian lainnya menemukan bahwa penyumbang donor darah rendah dalam harga diri, tidak berani mengambil resiko tinggi, dan sangat memperhatikan kesehatan mereka. Ini menunjukan bahwa badan-badan sosial harus menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda unutk mempertahakan donor yang ada dan menarik donor-donor baru.

  1. Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan, tanggapan mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar percaya bahwa variabel prilaku adalah titik tolak terbaik untuk membentuk segmen-segmen pasar.

  1. Kesempatan

Pembeli dapat dikelompokan menurut kesempatan ketika mereka mendapat ide, melakukan pembelian, atau menggunakan suatu produk. Segmentasi kesempatan dapat membantu perusahaan membangun kegunaan produk. Misalnya, sari jeruk yang paling banyak dikonsumsi secara umum diwaktu pagi. Sebuah perusahaan sari jeruk dapat mempromosikan sari jeruk untuk dikonsumsi pada waktu makan siang atau makan malam.

  1. Tingkat Pengguna

Pasar juga dapat digolongkan menjadi segmen-segmen pengguna-ringan, pengguna-sedang, pengguna-berat. Pengguna berat sering hanya merupakan suatu persentase kecil aja dari pasar yang bersangkutan tetapi hanya merupakan suatu persentase dari total pembelian tingggi.

  1. Status Kesetiaan

Pasar juga dapat disegmentasikan menurut kesetiaan konsumen. Para konsumen dapat setia pada merek (misalnya Pepsodent), toko (misalnya Gramedia), atau perusahaan (misalnya Bank Bumi Daya). Pembeli dapat pula dibagi dalam kelompok-kelompok menurut tingkat kesetiaan mereka. Ada konsumen yang betul-betul setia, mereka hanya membeli satu merek sepanjang waktu. Konsumen lainnya agak setia, mereka setia pada dua atau tiga merek dari suatu produk tertentu atau lebih menyukai satu merek tertentu tetapi ada kalanya membeli merek-merek yang lain. Terdapat pula konsumen yang sama sekali tidak menunjukan kesetiaan kepada merek manapun juga. Merek yang dibeli tidak sama setiap kali mereka membeli atau mereka selalu membeli suatu merek yang kebetulan sedang diobral.

  1. Kriteria Efektifitas Segmentasi Pasar

Ada bebrapa kriteria yang harus dipenuhi agar segmentasi pasar dapat efektif, yaitu:

  1. Dapat dijangkau (accessable)

Segmen pasar yang sudah dibentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Karena adanya hambatan transportasi, luas wilayah, jarak atau karena perilaku masyarakat tertentu, segmen-segmen pasar tersebut tidak atau belum dapat dicapai.

  1. Dapat diukur (measureable)

Meskipu perilaku bagian-bagian pasar adalah heterogen, tetapi dalam kenyataanya sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. Kriteria dasar pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata sehingga perbedaanyapun jadi lebih jelas.

  1. Memberikan Keuntungan (profitable)

Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidak bermanfaat. Artinya hanyalah segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut bermanfaat.

  1. Dasar-dasar untuk Mengsegmentasikan Pasar Bisnis

Banyak dari variabel-variabel yang samaseperti yang digunakan dalam segmentasi pasar konsumen, dapat digunakan untuk mengelompokkan pasar bisnis. Pembeli bisnis dapat disegmentasikan secara geografi kata menurut manfaat yang dicari, status pengguna (status pemakai), tingkatpenggunaan (tingkatpemakaian), kesetiaan, tahapkesiapan, dansikap.

Di dalamsebuah industry sasaran tertentu, perusahan dapat melakukan segmentasi menurut pendekatan dan kriteria pembelian. Sebagaicontoh, laboratorium pemerintah, laboratorium perguruan tinggi, dan laboratorium industry secara tipikal berbeda dalam kriteria pembelian instrument ilmiah. Laboratorium pemerintah membutuhkan alat-alat yang murah (karena mereka mendapat kesulitan memperoleh dana untuk membeli instrument) dan kontrak servis ( karena mereka mudah sekali mendapatkan uang untuk merawat instrument). Laboratorium perguruan tinggi meninginginkan peralatan yang memerlukan servis regular yang tidak banyak karena mereka tidak memiliki karyawan tetap yang khusus merawat alat-alat. Laboratorium industrial membutuhkan peralatan yang benar-benar handal karena mereka tidak banyak menyediakan waktu untuk perbaikan.

  1. Penetapan Pasar Sasara

Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan.   Sasaran pasar perlu ditetapkan terlebih dahulu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya. Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan harus terlebih dahulu melakukan penilaian masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk menentukan kelompok pasar yang akan dipilih sebagai sasarannya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmen pasar.

  1. Luas dan pertumbuhan segmen pasar

Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan proyeksinya di masa depan untuk masing-masing segmen. Luas dan pertumbuhan pasar yang tinggi memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumber daya yang tinggi pula. Seringkali perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan dimasa depan.

  1. Struktur pasar

Potensial pasar menunjukan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan tetapi struktur pasarlah yang menentukan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka panjang. Komponen struktur pasar meliputi: situasi persaingan, pengaruh pemasuk, kekuatan pembeli, dan barang-barang pengganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur pasar ini merupakan kekuatan keuntungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar dalam jangka panjang.

  1. Tujuan dan Kapasitas Perusahaan

Meskipun luas, pertumbuhan, dan struktur pasar lebih menarik, tetapi yang paling menentukan adalah tujuan serta kemampuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu, tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal perusahaan.

  1. Strategi Penguasaan Sasaran Pasar

Strategi penguasaan sasaran pasar meliputi tiga alternatif. Yaiut stratgi pemasaran tanpa membedakan, stretegi pemasaran yang memebedakan, dan strategi pemasaran yang terkonsesntrasi. Perbedaan strategi ini terjadi karena perbedaan persepsi atas homogenitas perilaku pasar, kemampuan perusahaan atau sasaran pasar.

  1. Pemasar yang tidak membedakan (Undifferentiated Marketing)

Pemasaran yang tidak membedakan adalah alternatif penguasaan seluruh pasar. Pasar dipandang sebagai suatu kesatuan (agregat) yang dianggap mempunyai karakter dan perilaku sama (homogen). Oleh karena itu perusahaan merancang pemasaran dengan strategi yang tidak membedakan perbedaan-perbedaan karakter maupun perilaku pasar.

  1. Pemasaran yang memebedaakan (Differentiated Marketing)

Pemasaranyang memebedakan adalah alternatif penguasaan keseluruhan pasar. Pasar dipandang sebagai keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian-bagian (segmen) yang karakter dan perilakunya masing-masing berbeda (heterogen). Oleh karen itu perusahaan merancang masing-masing strategi pemasaran untuk masing-masing segmen pasar.

  1. Pemasaran yang terkonsentrasi (Consentrated Marketing)

Anggapan perusahaan atas perilaku pasar adalah heterogen. Melalui segmentasi pasar, dipilih satu segmen sebagai sasaranya. Pemasaran terkonsentrasi adalah alternatif penguasaan salah satu segmen pasar.

Produk Baru

Berdasarkan pemahaman konsep siklus hidup produk, dapat dimengerti bahwa pada setiap awalnya perlu perencanaan produk baru yang sebaik-baiknya. Selaini itu juga diperoleh pemahaman, bahwa setiap produk yang sedang mengalami kemunduran perlu dikembangkan lagi produk baru untuk menggantikan produk lama. Proses penggantian produk lama dapat dilakukan secara wajar atau dapat direncanakan dengan mengusangkan produk lama.

Pengertian produk baru dapat dipandang dari sudut kepentingan podusen maupun pasar. Baru bagi pasar belum tentu baru bagi produsen.

  1. Pola Produk Diversifikatif

Diversikasi adalah penambahan produk baru yang mempunyai fungsi produk, proses produksi arau teknologi, dan atau sasaran pasar yang berbeda dengan produk lama. Diversifikasi produk dapat dibedakan dalam beberapa pola. Perbedaan tersebut didasarkan pada kombinasi penggunaan fasilitas produksi atau teknologi (konvergen atau divergen) dan atau fasilitas pemsaran (konvergen atau divergen).

Pola diversifikasi:

  1. Konsentris (produkuksi konvergen dan pemasaran divergen)
  2. Horizontal (produksi divergen dan pemsaran konvergen)
  3. Konglomerat (produksi konvergen dan pemasartan konvergen)
  4. Sasaran Produk Baru

Tidak setiap pelanggan akan dapat diharapkan menerima atau membeli produk baru. Karena tidak setiap pelanggan akan segera menerima sesuatu yang baru tetepi juga tidak setiap pelanggan akan tetap menyukai produk lama. Banyaknya pelanggan yang segera menerima maupun terlamabat menerima produk baru tersebar dalam bentuk distribusi norma. Sebagian besar masyarakat adalah segera dan lambat menerima produk baru. Hanya sedikit orang yang menyukai hal baru (inovatif) dan bersedia menerimanya dan juga hanya sedikit masyarakat yang sangat terlamabat menerima produk baru atau tetap menyukai produk lama.

  1. Proses Penularan Penerimaan Produk Baru

Diharapkan kelompok-kelompok kecil yang segera bersedia menerima produk baru dapat menularkan pengadopsian produk baru kemasyarakat yang lebih luas. Penularan tersebut dapat melalui tiga proses:

  1. Trickle-down effect
  2. Trickle-across efect
  3. Trickle-up effect
  4. Proses Menerima Produk Baru

Produk baru dapat diterima melalui lima tahapan.

  1. Kesadaran
  2. Minat
  3. Evaluasi
  4. Mencoba
  5. Menerima

Sangat jarang terjadi seseorang yang akan menerima atau memebeli produk baru apabila belum atau tidak mengenala produk tersebut sama sekali. Oleh karena itu, langkah pertama proses penerimaan produk baru adalah pengakuan atau kesadaran adanya produk baru tersebut pada tahap kesadaran.

Langkah berikut setelah menyadari adanya produk baru adalah ketertaitka terhadapa produk tersebut. Minat terhadap produk baru terbentuk karena atribut-atribut produk berbeda dan lebuh unggul terhadap produk pesaing. Daya tarik produk dapat membangkitkan minat calon pembeli.

Minat yang dimunculkan oleh produk baru perlu dinilai apakah kelebihan-kelebihan yang ada dapat dipercaya. Ataukah tawaran produk baru dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Apabila penilaian terhadap produk baru memebrikan hasil yang positif-artinya produk baru mamapu memenuho kebutuhan-kebutuhan pelanggan-maka perlu mencobanya terlebih dahulu.

Dan apabila dari hasil mencoba memakai produk baru memberikan hasil yang baik, pelanggan akan percaya produk baru mampu memenuhi lebutuhan yang diharapkannya. Pelanggan akhirnya menerima tawaran produk baru .

  1. Karakter Produk yang Mempengaruhi tingkat Penerimaan

Proses penerimaan produk baru akan banyak dipengaruhi oleh stimulasi dari karakter produk baru itu sendiri. Yaitu apabila produk baru tersebut mempunyai karakteristik: keunggulan relatif terhadap produk pesaing, kompatible (dapat dikaitkan atau dioperasikan dengan produk lain), kompleks (tidak terlalu sederhana), gampang dicoba, dan mudah diamati atau dievaluasi (membantu mempermudah dalam memberikan penilaian positif atas produk baru).

  1. Kanibalisasi Produk

Kanibalisasi produk adalah prises introduksi produk baru yang mampu menggeser sebagian atau keseluruhan dari penjualan produk lama.

Planned Canibalization adalah proses kanibalisasi produk yang direncanakan saatnya untuk memeperetahankan market-share perusahaan.

Preemptive Canibalization adalah proses kanibalisasi produk yang dilakukan sebelum waktunya produk lama harus ditarik dari peredaran. Dilakukan untuk menghindari ketidak puasan konsumen, teknologi, keterbatasan sumberdaya.

  1. Product Obselescense

Produk obselescense adalah usaha pemasaran mengusangkan produk lama agar tidak lagi diminati oleh pelanggan. Atribut produk yang diusangkan adalah bentuk (style) atau fungsi produk. Yaitu dengan melakukan introduksir bentuk maupun fungsi produk yang lebih baru. Tujuannya adalah untuk tetap menjaga atau bahkan meningkatkan penjualan melalui produk lama.

  1. Style Obselescence, adalah pengusangan model produk yang direncanakan dengan meluncurkan produk model baru ketika model lama masih digemari. Pemakai produk lama akan merasa keitinggalan model (secara psikologis), sehingga perlu untuk menggantinya dengan produk yang lebih baru.
  2. Functional Obselescence, adalah pengusangan fungsi atau teknologi produk. Dengan memperkenalkan fungsi yang lebih baru (adanya tamabahan fungsi atau adanya perbedaan fungsi) maka secara teknologi prosuk yang masih beredar menjadi produk usang.
  3. Postponed Obselescence, adalah penundaan pengusangan produk. Karena pertimbangan biaya atau pasar, maka peluncuran produk baru ditunda walaupun secara teknologi telah memungkinkan untuk diproduksi. Apabila permintaan masih cukup baik, dan biaya untuk produksi baru secara komersial masih cukup tinggi, maka perlu ditunda pengusangan produk lama yang masih beredar.
  4. Product Mix

Product mix (juga disebut Product assortment) adalah keseluruhan jajaran produk dan unsur produk yang ditawarkan produsen kepada pembeli.

Lebar (breadth) dari product mix adalah banyaknya jajaran produk yang dihasilkan dan dijual ke pasar.

Dalam (dept) dari product mix adlah banyak variasi (unsur) produk pada masing-masing jajaran produk.

Panjang (length) dari produk mix adalah jumlah keseluruhan unsur produk yang ditawarkan. Rata-rata dari product mix adalah jumlah unsur product (panjangnya product mix) dibagi dengan jumlah lebar dari product mix.

Contoh product mix PT. Unilever

Productmix breadth

Pasta gigi shampo deodoran Skin care Sabun
Pepsodent

Cole-up

LeSancy

Sunsilk

Timotei

Dimension

Rexona

Impulsa

Vaseline Lux

Lifebouoy

  1. Product Mix yang Optimal

Setiap produsen akan berusaha menciptakan product mix yang optimal. Tujuannya agar dapat mengkombinasikan produk yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen juga mampu mengoptimalkan keuntungan.

Strategi product mix berusaha merencanakan kombinasi produk yang optimal dengan mendayagunakan sumberdaya perusahaan agar dapat memanfaatkan peluang pasar. Beberapa pilihan strategi product mix adalah:

  1. Ekstensif dengan jajaran penuh.

Perusahaan berusaha melengkap produknya untuk memenuhi segenap lapisan pasar bahkan dengan produk-produk yang tidak berkaitan.

  1. Intensif dengan jajaran terbataa.

Produsen membatasi hanya memenuhi beberapa atau bahkan satu segmen pasar saja. Kemudian berusaha memenuhi dengan berbagai produk dengan intensif.

  1. Jajaran produk yang selektif.

Produsen membatasi tidak hanya pada segmen pasar yang dituju tetapi juga variasi produk yang ditawarkan untuk masing-masing jajaran produk adalah juga terbatas.

  1. Perusahaan produk tunggal

Beberapa perusahaan memproduksi dan mendistribusikan hanya satu macam produk saja. Perusahaan ini menfaatkan keberhasilannya pada sistem distribusi atau teknologi yang benar-benar dikuasai dengan baik.

Mengapa segementasi pasar itu diperlukan?

Segmentasi segmentasi pasar diperlukan karena:

  1. Perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogen sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kebutuhan masing-masing segmen pasar.
  2. Apabila pasar terlalu luas dan berperilaku sangat beragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja. Sehingga kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar yang terbentuk.

Daftar Pustaka:

Philip Kotler & Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran edisi keenam

Teguh Budiarto, Dasar Pemasaran, Universitas Gunadarma

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

      1.   Pengrtian Politik

            Secara etimologis, kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu “politeai”, “polis” artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan “teai” artinya urusan. Sedangkan Bahasa Indonesia  menerjemahkan politik dari dua kata Bahasa Inggris yang berbeda, yaitu “politics” dan “policy” menjadi sebuah kata yang sama yaitu politik. Politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan atau cita-cita tertentu. Policy diartikan sebagai kebijakan, yaitu penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita, keinginan ataupun tujuan yang dikehendaki.

            Berdasarkan pejelasan tersebut, maka dapat disimpulkan pengertian politik secara umum yaitu bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, meliputi pengambilan keputusan (decision making) yaitu menentukan apakah tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dari tujuan-tujuan yang telah dipilih.  Dan untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut diperlukan penentuan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum (public policies) yang membahas mengenai pengaturan dan pembagian sumber-sumber yang ada. Dalam melaksanakan kebijaksanaan tersebut diperlukan kekuasaan (power) dan wewenang (authority), yang digunakan untuk membina kerjasama dan untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses ini. Hal tersebut dilakukan baik dengan cara meyakinkan (persuasif) ataupun paksaan (coercion). Tanpa adanya paksaan kebijaksanaan hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

      2.   Pengertian Strategi

            Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategia” yang memiliki arti “the art of general” atau seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan.

            Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

            Dewasa ini penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan saja, akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu ekonomi maupun dibidang olahraga. Arti strategi dalam pengertian umum adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau tercapainya suatu tujuan termasuk politik.

            Dengan demikian kata strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer saja, tetapi telah meluas dalam segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang menggunakan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

      3.   Pengertian Politik dan Strategi Nasional (Polstranas)

1)      Pengertian Politik Nasional

         Politik nasional merupakan suatu asas, haluan, usaha serta kebijakan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

         Dalam melaksanakan suatu politik nasional maka disusunlah strategi nasional. Strategi nasional itu dibagi menjadi tiga. Yaitu strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

         Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan banwa strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh politik nasional.

2)      Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

         Dasar pemikiran dalam penyusunan politik dan strategi nasional yaitu pokok-pokok yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan pada ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

         Suatu landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional merupakan hal yang sangat penting karena didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategis bangsa Indonesia.

3)      Penyusunan Politik dan Strategi Nasional

         Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Pada tahun 1985 telah berkembang pendapat dimana jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA. Sedangkan badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur Politik”, yang mencakup penata-penata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok penekan (pressure group). Dalam penyusunan politik dan strategi nasional antara suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

      4.   Stratifikasi Politik Nasional

1)      Tingkat Penentu Kebijakan Puncak

  1. Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang lingkupnya menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan UUD, penggarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional (national goals) berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tersebut dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusannya dalam berbagai GBHN dengan ketetapan MPR.
  2. Berdasarkan pada  hal-hal kekuasaan kepala negara yang tercantum dalam pasal 10 s/d 15 UUD 1945, kewenangan presiden sebagai kepala negara juga termasuk dalam penentu kebijakan puncak. Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara itu dapat berupa dekrit, peraturan atau piagam kepala negara.

2)      Tingkat Kebijakan Umum

         Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat kebijakan puncak, yang ruang lingkupnya juga merupakan ruang lingkup nasional dan berupa penggarisan mengenai masalah-masalah makro strategis untuk mencapai tujuan nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Hasil dari tingkat kebijakan umum dapat berbentuk:

  1. Undang-Undang yang kekuasaan pembuatannya terletak ditangan presiden dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 ayat 1) atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
  2. Peraturan Pemerintah untuk mengatur pelaksanaan Undang-Undang yang wewenang penerbitannya berada ditangan presiden (UUD 1945 pasal 5 ayat 2).
  3. Keputusan atau instruksi presiden yang berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945 pasal 4 ayat 1).
  4. Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluatkan Maklumat Presiden.

3)      Tingkat Penentu Kebijakan Khusus

         Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area) pemerintah sebagai penjabaran terhadap kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang utama tersebut.

         Wewenang kebijakan khusus terletak pada menteri, sesuai dengan kebijakan pada tingkat diatasnya. Hasilnya dirumuskan dalam bentuk peraturan menteri atau instruksi menteri dalam bidang pemerintahan yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Dalam keadaan terentu dapat dikeluarkan pula surat edaran menteri.

4)      Tingkat Penentu Kebijakan Teknis

         Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam suatu sektor dibidang utama tersebut diatas dalam bentuk prosedur dan teknis untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.

         Wewenang pengeluaran kebijakan teknis terletak ditangan Pimpinan Eselon Pertama Departemen Pemerintahan dan Pimpinan Lembaga-Lembaga Non Departemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan dalam bentuk peratutran, keputusan atau instruksi pimpinan lembaga non departemen atau direktorat jenderal dalam masing- masing sektor atau segi administrasi yang dipertanggungjawabkan kepadanya.

5)      Kekuasaan Membuat Aturan di Daerah

         Kekuasaan membuat aturan di daerah dikenal dua macam, yaitu:

  1. Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan pemerintahan pusat di daerah yang wewenang pengeluarannya terletak pada Gubernur, dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah yuridisnya masing-masing, bagi daerah tingkat I pada Gubernur dan bagi daerah tingkat II pada Bupati atau Wali Kota. Perumusan hasil kebijakan tersebut dikeluarkan dalam keputusan dan instruksi gubernur untuk provinsi dan instruksi bupati atau wali kota untuk kabupaten atau kota madya.
  2. Penentuan kebijakan pemerintah daerah (otonom) yang wewenang pengeluarannya terletak pada kepala daerah dengan persetujuan DPRD. Perumusan hasil kebijakan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan daerah dalam bentuk peraturan daerah tingkat I atau II, keputusan dan instruksi kepala daerah tingkat I atau II.

         Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, maka jabatan gubernur dan bupati atau wali kota dan kepala daerah tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut gubernur/ kepala daerah tingkat I, bupati/ kepala daerah tingkat II atau wali kota/ kepala daerah tingkat II.

Sumber : http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-of-civil-engineering-s1/pendidikan-kewarganegaraan/politik-strategi-nasional-bagian-1

http://retnoeka.wordpress.com/2013/04/25/pengertian-politik-dan-strategi-nasional/